Minggu, 23 Maret 2014

Damn!!!

Kepada Cinta
Aku benci kepadamu. Aku benci dengan semua perasaan yang menjalar dan melumpuhkan logikaku ini. Aku benci harus senang karena merasakan cinta. Selalu berharap-harap cemas karena rasa ini. Membuang buang waktu untuk memikirkanmu setiap saat. Bahkan tak dapat di pungkiri, aku pun berubah menjadi bukan diriku hanya agar kamu mau dekat denganku. Tahukah kamu di otakku yang teringat hanyalah percakapan kita di line? Selaluku bolak-balik membuka line dan berharap kamu membalas chatku. Namun aku benci ketika melihat notice darimu di line. Ketika kamu datang aku akan tersenyum dan tidur tengkurap dengan bantal dibawah dagu dan memikirkan topik apa yang akan ku bahas agar percakapan ini tak berhenti. Aku harus menulis panjang lebar namun menghapus semuanya lagi. Tak luput aku harus mencari kata-kata yang bagus di google. Seakan semuanya sangatlah penting. Aku harus terlihat sempurna atau aku akan kehilanganmu. Aku bukanlah kuda nil yang hanya dengan buang air besar atau buang air kecil dapat mendapatkan perhatian kamu. Hanya dengan percakapan sederhana dan kado-kado kecil yang dapat ku berikan. Namun semua pasti ada resiko, ya kalau ngga senang ya jijik. Aku benci berada di posisi ini. Namun aku harus bagaimana? Ini bukanlah masalah negosiasi. Aku merasa rasa ini seperti kutukan. Aku hanya dapat memperhatikanmu dalam kejauhan, melihat gerak gerikmu dan berharap semoga kamu sedang tidak sedih. Hanya lewat line aku merasa dekat denganmu, tapi apakah respon-respon yang kamu berikan di line itu apakah hanya sebuah respon biasa? ataukah lebih? Sekali lagi akupun hanya bisa menebak nebak, akupun sampai insomnia karena hanya menebak ini. Aku buka chat dan kembali melihat percakapan sebelumnya dan tersenyum seperti orang gila. Sekali lagi, aku benci terus seperti ini. Memikirkanmu dan selalu selalu selalu memikirkanmu. Aku benci dengan ketidak berdayaan otakku terhadap hati ini. Aku benci jatuh cinta kepadamu, namun aku lebih benci dengan diriku yang tidak dapat mengatakannya kepadamu. Bukan karena aku takut ditolak, namun aku takut dengan jarak yang akan terjadi setelah ini. Aku takut kedekatan kita akan hancur hanya karena masalah ini. Aku benci jatuh cinta kepadamu, aku benci kepada diriku yang seperti ini, dan aku benci dengan kesendirian.

Sabtu, 22 Maret 2014

Soulmate

soulmate
Banyak yang mengatakan kalau kita ngga akan utuh kalau belum bertemu dengan yang namanya soulmate. Itu adalah sebuah pernyataan yang sangat menyedihkan. Kenapa soulmate itu harus berbentuk manusia, kenapa ngga hobby, makanan atau yang lainnya. Permasalahannya dari mana kita tau kalau seseorang adalah soulmate kita. Kita ngga punya alat untuk pendeteksi soulmate, kalau ada pasti laku.
Pertanyaannya sekarang. Apakah seseorang yang menikah itu menikahi soulmateya? Atau hanya menjalani ritual hidup? Ya ritual hidup, cocok, menikah punya anak dan ngga ada yang berkesan. Hidupnya flat. Ia menikah namun bukanlah dengan soulmatenya yang membuat ia utuh. Banyak orang yang setelah menikah kehidupannya hanya di isi dengan  pertengkaran dan saling menyakiti, apakah ada soulmate yang memberikan luka? Namun ada pula yang setelah menikah seakan menjadi satu kesatuan layaknya habibie-ainun. Lalu bagaimana cara kita tau yang mana soulmate kita? Jumlah wanita dan pria aja udah ngga sama, mau ketemu soulmate dari mana?  Sudah berapa orang yang salah menebak soulmatenya. Waktu awal-awal deket bilangnya "kayaknya dia soulmate gue" ujung-ujungnya nikung. Waktu masa pdkt bilang "dia baik banget, pasti dia soulmate gue" lalu berakhir dengan "kamu terlalu baik buat aku" Ini adalah misteri dan
selamanya akan menjadi misteri. Ngga ada yang tau siapa soulmate kita dan ngga ada yang tau apakah soulmate kita lagi jomblo juga apa engga. Whateverlah, jalanin aja. Ketemu ya syukur, kalo engga ya emang jalannya.
Untuk soulmateku yang namanya pun belum ku ketahui.
Aku mencintaimu lantas aku mendo'akanmu. Semoga kita dipertemukan suatu hari nanti, atau mungkin kau adalah orang yang sangat dekat denganku. Semoga kamu belum meninggal pas bayi.

Tersenyum Untuk Hari Baru

Tersenyumku kepada cinta..
Tersenyum walau air mata terus mengalir..
Tersenyum walau air mata terus menetes karena
cinta yg hilang..
Mungkin aku memang lemah..
Mungkin aku tak pernah punyai lelah..
Saat ku terdiam menangisi pergimu..
Terus ku terpaku oleh harapan semu..
Tapi ku akan tetap tersenyum pada cinta..
Ku akan terus menunggu, menunggu, dan terus
menunggu suatu hari baru,
dimana saat hari itu, ku kan menemukan
seseorang yang akan mencintaiku,
hingga malaikat izrail menjemputku..
Dan saat ku temukan seseorang itu..
Tak kan ku sia"kan dirinya,, dan akan ku sayangi
dirinya hingga hayat menjemputku..
dan senantiasa, kuhindari menorehkan luka
kepadanya..
dan s’lalu membuatnya bahagia Kemarin, kini dan
sampai nafas terakhirku..

Always smiling to someone who loved me.. 

Selasa, 18 Maret 2014

Kamu Terlalu Baik Buat Aku

kali ini gue niat bahas tentang yang namanya caleg. Calon Legistalif, kumpulan orang-orang yang ngaku sebagai wakil rakyat. Gue mikir apa kabar dengan masyarakat yang susah disana. Apakah mereka mau wakilin rakyat susah itu. Pasti engga. Karena menurut Data Independent
Parliamentary Standards Authority (Ipsa)
dan Dana Moneter Internasional (IMF)
terbaru, Indonesia berada di peringkat
keempat dengan gaji anggota DPR paling
besar di dunia. Data ini juga dirilis
majalah Economist edisi 20-26 Juli
2013. 
Indonesia berada di urutan keempat, angka yang untuk gue sangat wow. Mungkin kalo uangnya buat beli martabak, ga bakal abis sampe deddy corbuzer gondrong. Sebagai tambahan kita berada di atas Inggris, Jerman dan juga AS. Hebat kan? Hebat gundulmu le. Dengan gaji dan tunjangan yang di dapat apa mereka telah menjalankan amanah yang seharusnya mereka tepati? Ini sama aja kaya kita beli ayam di AW tapi dikasi ayam sabana.

Berikut Rincian Gaji DPR RI Masa Bhakti 2004 -
2009
Rutin perbulan meliputi :
Gaji pokok : Rp 15.510.000
Tunjangan listrik : Rp 5.496.000
Tunjangan Aspirasi : Rp 7.200.000
Tunjangan kehormatan : Rp 3.150.000
Tunjangan Komunikasi : Rp 12.000.000
Tunjangan Pengawasan : Rp 2.100.000
Total : Rp 46.100.000/bulan
Total per tahun : Rp 554.000.000

Fasilitas anggota DPR RI, 2004-2009
A. Gaji pokok dan tunjangan
1. Rp 4.200.000/bulan
2. Tunjangan
a. Jabatan Rp 9.700.000/ bulan
b. Uang paket Rp 2.000.000/bulan
c. Beras Rp 30.090/jiwa/ bulan
d. Keluarga:
Suami/istri (10% X Gaji pokok Rp 420.000/bln)
Anak (25 X Gaji pokok Rp 84.000/jiwa/ bulan)
e. Khusus pph, pasal 21 Rp 2.699.813
B. Penerimaan lain-lain
1. Tunjangan kehormatan Rp 3.720.000/bulan
2. Komunikasi intensif Rp 4.140.000/bulan
3. Bantuan langganan listrik dan telepon Rp
4. Pansus Rp 2.000.000/undang- undang per
paket
5. Asisten anggota (1 orang Rp 2.250.000/bulan)
6. Fasilitas kredit mobil Rp 70.000.000/orang/ per
periode
C. Biaya perjalanan
1. Paket pulang pergi sesuai daerah tujuan
masing-masing
2. Uang harian:
a. Daerah tingkat I Rp 500.000/hari
b. Derah tingkat II Rp 400.000/hari
3. Uang representasi:
a. Daerah Tingkat I Rp 400.000
b. Daerah Tingkat II Rp 300.000
(keterangan: lamanya perjalanan sesuai program
kerja, dan sebanyak-banyaknya 7 hari untuk
kunjungan kerja per orangan, dan 5 hari untuk
kunjungan kerja tim komisi/gabungan komisi)
D. Rumah jabatan
1. Anggaran pemeliharaan
- RJA Kalibata, Jakarta Selatan Rp 3.000.000/
rumah/ tahun
- RJA Ulujami, Jakarta Barat Rp 5.000.000/
rumah/ tahun
2.. Perlengkapan rumah lengkap
E. Perawatan kesehatan uang duka dan biaya
pemakaman
1. Biaya pengobatan (oleh PT Askes)
- Anggota DPR, suami/anak kandung/istri dan
atau anak angkat dari anggota yang
bersangkutan.
- Jangkauan pelayanan nasional:
Diprovider di seluruh Indonesia yang ditunjuk
termasuk provider ekslusif untuk rawat jalan dan
rawat inap.
2. Uang duka :
- wafat (3 bulan X gaji)
- tewas (6 bulan x gaji)
3. Biaya pemakaman Rp 1.050.000/orang
F. Pensiunan
1. Uang pensiun (60% x gaji pokok) Rp
2.520.000/bulan
2. Tunjangan beras Rp 30.090/jiwa/ bulan.
(Sumber/dokumentasi tribun/diolah)

Banyak kan? Gue aja pegel ngetiknya. Ngerti ga tapi? Gue aja yang ngetik panjang ga ngerti. Ada tunjangan komunikasi sama tunjangan telfon. pertanyaannya, APA BEDANYA??? Mungkin mereka komunikasinya sama alien atau yang lain. Sebagai tambahan nih, jangan anggep ini sebagai bentuk provokasi tapi anggap ini sebagai pengetahuan supaya nanti pas pemilihan kita bisa milih yang menurut kita bisa menjalankan amanah dengan baik. Bukan orang yang dateng kalo ada maunya aja. Sebagai perumpamaan sederhana anggap caleg itu sebagai cowo dan kita adalah cewe yang lagi di gebet. Cowo lagi kalo mau deketin cewe pasti dideketin mati matian. Dari beliin apa aja dan lain-lain. Sama kaya caleg, pas kampanye apa aja di kasih, dr uang yang gambar orangnya pakai sorban sampe yang udah pake peci. Tapi kita sebagai yang menentukan memilih punya hak buat jawab apa aja. Kalo caleg nyuruh "pilih saya ya" kita punya hak buat jawab "kamu terlalu baik buat aku" tapi jawabannya sih terserah aja mungkin juga "iya boleh, asal jangan php" whatever. Intinya satu, dari tunjangan yang seabrek kita juga punyak hak buat milih yang seharusnya bisa buat megang amanah tersebut. Pilih sesuai hati nurani.

Sabtu, 15 Maret 2014

Cinta Melumpuhkan Logika

Membahas tentang cinta memang ngga ada habisnya. Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman teman saya yang kandas cintanya. Teman saya adalah seorang pria yang taat oleh ajaran Al-masih, ia mencintai seorang gadis dari seorang anak pendiri pesantren. Cinta yang begitu dalam hingga akhirnya mereka dekat, cocok, nyaman dan pada akhirnya berpacaran. Sangat indah semua yang mereka rasakan, saling berbagi dan saling mengasihi, selalu bersama di setiap kesempatan. Bulan pertama semua indah hingga pada akhirnya orangtua dari si wanita menunjukan rasa kurang suka atas hubungan mereka. Benar saja, akhirnya mereka berdua dipaksa putuskan hubungannya oleh orangtua perempuan. Dilihat dari sisi lain, orangtua wanita memang mengambil keputusan yang benar. Mereka tidak bisa selamanya dalam keadaan yang pada akhirnya hanya akan menyisakan luka bagi keduanya. Pada dasarnya tasbih dan salib tidak akan bisa disatukan dalam satu hubungan yang suci, mungkin kedua orangtua wanita tidak ingin mereka terlalu larut dalam perasaannya. Pasti mereka berdua sudah mengetahui kalau ini salah dan akan berujung pada tangisan. Seperti terbang terlalu tinggi dan jatuh dengan sangat keras nantinya. Namun siapa yang kuat melawan cinta. Seperti halnya laba-laba jantan yang dimabuk cinta akan terus mengejar ngejar laba-laba betina, laba-laba betina awalnya akan menjauh, namun akhirnya laba-laba betina luluh dan akhirnya kedua laba-laba kawin, namun tragisnya setelah kawin kelamin laba-laba jantan akan rusak dan mati, lalu mayatnya akan dimakan si betina. Tidak jauh beda dengan belalang sembah, setelah kawin kepala belalang jantan akan di makan belalang betina. Mereka mati demi cinta. Apa serangga serangga itu tidak mendengarkan gosip kalau mereka kawin bakalan mati? Atau apa mereka tidak di nasehati orangtua serangga kalau mereka bakal mati setelah kawin?
Ngga manusia ngga hewan pasti mereka tau itu semua ada resiko, di setiap percintaan pasti ada resiko yang diambil. Cinta memang ngga buat buta, tapi ia melumpuhkan logika. Pasti semua tau hal buruk dan segala macam hal negatif dari tindakan mereka yang  diatas namakan dasar cinta. Namun mereka tidak terlalu kuat untuk melawan cinta. Terkadang apa yang membuat kita bahagia pada akhirnya kita agungkan dengan sebuah keikhlasan dan merelakan

Miracle is You

Kali ini saya akan membahas tentang keberuntungan. Untuk para para penggemar sepakbola pasti mengetahui final Liga Champion 2003 antara Milan vs Liverpool. Pada saat babak pertama AC Milan berhasil membobol gawang Liverpool 3 gol tanpa balas hingga peluit tanda berakhirnya babak pertama. AC Milan merasa diatas angin karena membalas 3 gol adalah hal yg kemungkinannya sangatlah kecil. Hanya keajaibanlah yang dapat membantu Liverpool untuk menang. Sang kapten Steven Gerrard berfikir keras untuk membalas kekalahan, hingga semua pemain Liverpool bertambah semangatnya untuk mendapatkan kemenangan. Babak kedua telah di mulai dan menit 60 Liverpool berhasil memasukkan gol pertamanya sehingga motivasi untuk menang semakin kuat. Melihat pemain Liverpool yg sangat bersemangat seperti meruntuhkan mental AC Milan, dan benar saja kurang dari 12 menit kedudukan menjadi 3-3. Hingga akhirnya AC Milan kalah di adu pinalti.

Dari cerita di atas mengajarkan kita tentang keajaiban. Keajaiban adalah diri kalian sendiri. Kamu juga adalah keajaiban. Namun keajaiban akan keluar dari diri kamu jika kamu berusaha dalam segala situasi. Biasanya dalam keadaan kita yg dalam tekanan, potensi-potensi kita akan timbul kepermukaan dan kalian akan menemukan the power of kepepet. Jangan pernah berhenti berharap tentang keajaiban. Selama ada usaha disitu ada jalan. Miracle is You.

Man Jadda Wajada

Selasa, 11 Maret 2014

CINTA : Pembunuhan Ade Sarah

Kali ini saya tertarik untuk membahas aksi dari pembunuhan yang sekarang lagi banyak banget dibicarakan orang banyak. Pembunuhan yang di latar belakangi dengan persoalan CEMBURU dan CINTA.

 Ahmad Imam Al Hafitd dan kekasihnya, Assyifa Ramadhani tega membunuh Ade Sara Angelina, dengan motif sakit hati. Pasalnya, tersangka Hafitd diputus cintanya karena perbedaan agama.

Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah, mengatakan, alasan pemutusan itu dianggap oleh Hafitd tak masuk akal. Pasalnya, korban diketahui menjalin hubungan dengan pria lain berinisial A yang juga berbeda agama.

"Ketika pelaku berpacaran dengan korban, korban juga berpacaran dengan A," kata Nuredy kepada wartawan di Polresta Bekasi Kota, Jumat (7/3).

Karena diselingkuhi itu, tersangka Hafitd kemudian sakit hati. Sementara itu, tersangka Assyifa sakit hati, karena tersangka Hafitd masih berkomunikasi dengan korban Ade Sara Angelina meski sudah putus.

Akibatnya itu, kedua pelaku timbul niat untuk menculik dan membunuh korban. Dia mengatakan, niat itu sudah timbul sejak seminggu sebelum peristiwa tersebut terjadi. "Dijemput di Stasiun Gondangdia, Jakarta pada Senin sore," kata dia.

Merdeka.com

Masalah cemburu yang berujung kepada kematian. Masalah paling rumit dalam kehidupan yaitu CINTA. Dari berita diatas mungkin banyak dari orang-orang yang berfikir kalau orang yang membunuh itu tidak mempunyai hati dan lain-lain, Namun pada kenyataannya sang pembunuh mempunyai cinta yang amat besar terhadap korban. Pernyataan ini bukan berarti saya setuju akan perbuatan pelaku lho, namun saya berfikir APA YANG SALAH DENGAN CINTA? cinta memang mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan. Saya juga teringat tentang sosok BJ Habibie, presiden ke3 RI. Beliau mempunyai rasa cinta yang sangat besar kepada Alm. Ainun hingga ia bisa tegar dalam menghadapi berbagai cobaan dikala beliau menjabat menjadi Presiden kala itu. almarhumah istrinya menjadi penyemangat, pemberi motivasi dan juga sebagai rumah untuk sang presiden kembali. Kalau dilihat keduanya memang berbanding terbalik. Namun kedua persoalan tersebut berlandaskan CINTA. Dari kesimpulannya, tidak ada yang salah dari cinta, semua tergantung bagaimana cara kita memaknai cinta tersebut. Terkadang untuk mencintai kita juga harus menggunakan akal kita, karena kita MANUSIA dan itu kelebihan kita.

Sabtu, 08 Maret 2014

Jatuh Cinta Diam-diam

Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh.
Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan.
Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.
-Radityadika

Kata-kata Radityadika yang satu ini memang dalam artinya, JATUH CINTA DIAM_DIAM sebenarnya cuma orang iseng yang mau ngelakuin hal tersebut, dan sayangnya saya juga termasuk salah satu orang iseng tersebut. Saya mulai iseng saat melihat kandungan dari salah satu ayat Al-Qur'an.
 
Inilah yang telah diperingatkan oleh Allah Swt dalam surat Az Zukhruf ayat 67:
‘Orang-orang yang akrab saling kasih mengasihi (teman-teman karib), pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.

Jika cinta keduanya tidak berlandaskan ketakwaan kepada Allah maka keduanya bisa saling bermusuhan kelak di akhirat. Apalagi jika cinta keduanya justru menyebabkan terjadinya perbuatan maksiat baik kecil maupun besar. Tentu kelak mereka berdua akan bertengkar di akhirat. Seseorang yang sangat mencintai kekasihnya sering melakukan apa saja demi kekasihnya. Tak peduli pada apa pun juga. Terkadang juga tidak peduli pada pertimbangan dosa atau tidak dosa. Jika yang dilakukan adalah dosa tentu akan menyebabkan keduanya akan bermusuhan kelak di akhirat.

Memang sangat sulit kehilangan seseorang yang kita sayang didunia ini, namun akan lebih sulit lagi jika berseteru dengannya di akhirat nanti. Jika jatuh cinta diam-diam bisa menyelamatkan kami dari perseteruan di akhirat nanti, saya lebih memilih diam.

Harimau Bermental Kambing

Alkisah, di sebuah hutan belantara ada seekor
induk singa yang mati setelah melahirkan
anaknya. Bayi singa yang lemah itu hidup tanpa
perlindungan induknya.
Beberapa waktu kemudian serombongan kambing
datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu
menggerak-gerakkan tubuhnya yang lemah.
Seekor induk kambing tergerak hatinya. Ia merasa
iba melihat anak singa yang lemah dan hidup
sebatang kara.
Dan terbitlah nalurinya untuk merawat dan
melindungi bayi singa itu. Sang induk kambing
lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai
dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.
Merasakan hangatnya kasih sayang seperti itu, si
bayi singa tidak mau berpisah dengan sang induk
kambing. Ia terus mengikuti ke mana saja induk
kambingpergi. Jadilah ia bagian dari keluarga
besar rombongan kambing itu.
Hari berganti hari, dan anak singa tumbuh dan
besar dalam asuhan induk kambing dan hidup
dalam komunitas kambing. Ia menyusu, makan,
minum, bermain bersama anak-anak kambing
lainnya. Tingkah lakunya juga layaknya kambing.
Bahkan anak singa yang mulai berani dan besar
itu pun mengeluarkan suara layaknya kambing
yaitu mengembik bukan mengaum!
la merasa dirinya adalah kambing, tidak berbeda
dengan kambing kambing lainnya. Ia sama sekali
tidak pernah merasa bahwa dirinya adalah seekor
singa.
Suatu hari, terjadi kegaduhan luar biasa.
Seekor serigala buas masuk memburu kambing
untuk dimangsa. Kambing-kambing berlarian
panik. Semua ketakutan.
Induk kambing yang juga ketakutan meminta anak
singa itu untuk menghadapi serigala.
Kamu singa, cepat hadapi serigala itu! Cukup
keluarkan auman mu yang keras dan serigala itu
pasti lari ketakutan!" Kata induk kambing pada
anak singa yang sudah tampak besar dan kekar.
Tapi anak singa yang sejak kecil hidup di tengah-
tengah komunitas kambing itu justru ikut
ketakutan dan malah berlindung di balik tubuh
induk kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan
yang keluar dari mulutnya adalah suara embikan.
Sama seperti kambing yang lain bukan auman.
Anak singa itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika
salah satu anak kambing yang tak lain adalah
saudara sesusuannya diterkam dan dibawa lari
serigala. Induk kambing sedih karena salah satu
anaknya tewas dimakan serigala. Ia menatap anak
singa dengan perasaan nanar dan marah,
"Seharusnya kamu bisa membela kami!
Seharusnya kamu bisa menyelamatkan
saudaramu! Seharusnya bisa mengusir serigala
yang jahat itu!"
Anak singa itu hanya bisa menunduk. Ia tidak
paham dengan maksud perkataan induk kambing.
Ia sendiri merasa takut pada serigala
sebagaimana kambing-kambing lain. Anak singa
itu merasa sangat sedih karena ia tidak bisa
berbuat apa-apa.
Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi.
Kembali memburu kambing-kambing untuk
disantap. Kali ini induk kambing tertangkap dan
telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing
tidak ada yang berani menolong. Anak singa itu
tidak kuasa melihat induk kambing yang telah ia
anggap sebagai ibunya dicengkeram serigala.
Dengan nekat ia lari dan menyeruduk serigala itu.
Serigala kaget bukan kepalang melihat ada seekor
singa di hadapannya. Ia melepaskan
cengkeramannya. Serigala itu gemetar ketakutan!
Nyalinya habis! Ia pasrah, ia merasa hari itu
adalah akhir hidupnya!
Dengan kemarahan yang luar biasa anak singa itu
berteriak keras, "Emmbiiik!"
Lalu ia mundur ke belakang. Mengambil ancang
ancang untuk menyeruduk lagi.
Melihat tingkah anak singa itu, serigala yang
ganas dan licik itu langsung tahu bahwa yang ada
di hadapannya adalah singa yang bermental
kambing. Tak ada bedanya dengan kambing.
Seketika itu juga ketakutannya hilang. Ia
menggeram marah dan siap memangsa kambing
bertubuh singa itu! Atau singa bermental kambing
itu!
Saat anak singa itu menerjang dengan
menyerudukkan kepalanya layaknya kambing,
sang serigala telah siap dengan kuda-kudanya
yang kuat. Dengan sedikit berkelit, serigala itu
merobek wajah anaksinga itu dengan cakarnya.
Anak singa itu terjerembab dan mengaduh, seperti
kambing mengaduh. Sementara induk kambing
menyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas
yang luar biasa. Induk kambing itu heran, kenapa
singa yang kekar itu kalah dengan serigala.
Bukankah singa adalah raja hutan?
Tanpa memberi ampun sedikitpun serigala itu
menyerang anak singa yang masih mengaduh itu.
Serigala itu siap menghabisi nyawa anak singa
itu.
Di saat yang kritis itu, induk kambing yang tidak
tega, dengan sekuat tenaga menerjang sang
serigala. Sang serigala terpelanting.
Anak singa bangun.
Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul
dengan auman yang dahsyat.
Semua kambing ketakutan dan merapat!
Anak singa itu juga ikut takut dan ikut merapat.
Sementara sang serigala langsung lari terbirit-
birit.
Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan
kambing itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan
kambing itu ada seekor anak singa.
Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung
lari. Anak singa itu langsung ikut lari.
Singa itu masih tertegun. Ia heran kenapa anak
singa itu ikut lari mengikuti kambing?
Ia mengejar anak singa itu dan berkata,
"Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan
kambing! Aku takkan memangsa anak singa!"
Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa
dewasa itu terus mengejar.
Ia tidak jadi mengejar kawanan kambing, tapi
malah mengejar anak singa. Akhirnya anak singa
itu tertangkap.
Anak singa itu ketakutan,
"Jangan bunuh aku, ammpuun!"
"Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak
membunuh anak singa!"
Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata,
"Tidak aku anak kambing! Tolong lepaskan aku!"
Anak singa itu meronta dan berteriak keras.
Suaranya bukan auman tapi suara embikan, persis
seperti suara kambing.
Sang singa dewasa heran bukan main.
Bagaimana mungkin ada anak singa bersuara
kambing dan bermental kambing.
Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke
danau.
Ia harus menunjukkan siapa sebenarnya anak
singa itu.
Begitu sampai di danau yang jernih airnya, ia
meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya
sendiri.
Lalu membandingkan dengan singa dewasa.
Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu
terkejut,
"Oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama
dengan singa, si raja hutan!"
"Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan
anak kambing!"Tegas singa dewasa.
"Jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor
singa!"
"Ya kamu adalah seekor singa, raja hutan yang
berwibawa dan ditakuti oleh seluruh isi hutan!
Ayo aku ajari bagaimana menjadi seekor raja
hutan!" Kata sang singa dewasa.
Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan
penuh wibawa dan mengaum dengan keras. Anak
singa itu lalu menirukan, dan mengaum dengan
keras.
Ya mengaum, menggetarkan seantero hutan.
Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin
kencang, ia ketakutan mendengar auman anak
singa itu.
Anak singa itu kembali berteriak penuh
kemenangan,
"Aku adalah seekor singa! Raja hutan yang gagah
perkasa!"
Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.
Saya tersentak oleh kisah anak singa di atas!
Jangan jangan kondisi kita, dan sebagian besar
orang di sekeliling kita mirip dengan anak singa di
atas. Sekian lama hidup tanpa mengetahui jati diri
dan potensi terbaik yang dimilikinya.
Betapa banyak manusia yang menjalani hidup apa
adanya, biasa biasa saja, ala kadarnya.
Hidup dalam keadaan terbelenggu oleh siapa
dirinya sebenarnya.
Hidup dalam tawanan rasa malas, langkah yang
penuh keraguan dan kegamangan.
Hidup tanpa semangat hidup yang seharusnya.
Hidup tanpa kekuatan nyawa terbaik yang
dimilikinya.
Saya amati orang-orang di sekitar saya.
Di antara mereka ada yang telah menemukan jati
dirinya.
]Hidup dinamis dan prestatif. Sangat faham untuk
apa ia hidup dan bagaimana ia harus hidup. Hari
demi hari ia lalui dengan penuh semangat dan
optimis.
Detik demi detik yang dilaluinya adalah kumpulan
prestasi dan rasa bahagia.
Semakin besar rintangan menghadap semakin
besar pula semangatnya untuk menaklukkannya.
Namun tidak sedikit yang hidup apa adanya.
Mereka hidup apa adanya karena tidak memiliki
arah yang jelas.
Tidak faham untuk apa dia hidup, dan bagaimana
ia harus hidup.
Saya sering mendengar orang-orang yang ketika
ditanya,
"Bagaimana Anda menjalani hidup Anda?" atau
"Apa prinsip hidup Anda?", mereka menjawab
dengan jawaban yang filosofis,
"Saya menjalani hidup ini mengalir bagaikan air.
Santai saja."
Tapi sayangnya mereka tidak benar-benar tahu
filosofi ´mengalir bagaikan air´.
Mereka memahami hidup mengalir bagaikan air itu
ya hidup santai. Sebenarnya jawaban itu
mencerminkan bahwa mereka tidak tahu
bagaimana mengisi hidup ini.
Bagaimana cara hidup yang berkualitas.
Sebab mereka tidak tahu siapa sebenarnya diri
mereka?
Potensi terbaik apa yang telah dikaruniakan oleh
Tuhan kepada mereka.
Bisa jadi mereka sebenarnya adalah ´seekor singa´
tapi tidak tahu kalau dirinya ´seekor singa. Mereka
menganggap dirinya adalah´seekor kambing sebab
selama ini hidup dalam kawanan kambing.
Filosofi menjalani hidup mengalir bagaikan air
yang dimaknai dengan hidup santai saja, atau
hidup apa adanya bisa dibilang prototipe, gaya
hidup sebagian besar penduduk negeri ini.
Bahkan bisa jadi itu adalah gaya hidup sebagian
besar masyarakat Indonesia saat ini.
Kenapa tidak berubah?
Jawabnya karena mereka tidak mau berubah.
Kenapa tidak mau berubah?
Jawabnya karena mereka tidak tahu bahwa
mereka harus berubah.
Bahkan kalau mereka tahu mereka harus berubah,
mereka tidak tahu bagaimana caranya berubah.
Sebab mereka terbiasa hidup pasrah.Hidup tanpa
rasa berdaya dalam keluh kesah.
Dan cara hidup seperti itu yang terus diwariskan
turun-temurun. Padahàl Allah tidak akañ mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
mengubah apa apa yang pada diri mereka
Ada seorang sastrawan terkemuka, yang demi
melihat kondisi bangsa yang sedemikian takut
rasa tidak berdayanya sampai dia mengatakan,
"Aku malu jadi orang Indonesia!"
Di mana-mana, kita lebih banyak menemukan
orang orang bermental lemah, hidup apa adanya
dan tidak terarah.
Orang-orang yang tidak tahu potensi terbaik yang
diberikan oleh Allah kepadanya. Orang-orang yang
rela ditindas dan dijajah oleh kesengsaraan dan
kehinaan.
Padahal sebenarnya jika mau, pasti bisa hidup
merdeka, jaya, berwibawa dan sejahtera.
Tak terhitung berapa jumlah masyarakat negeri ini
yang bermental kambing. Meskipun sebenarnya
mereka adalah singa!
Banyak yang minder dengan bangsa lain. Seperti
mindernya anak singa bermental kambing pada
serigala dalam kisah di atas.
Padahal sebenarnya, Bangsa ini adalah bangsa
besar!
Ummat ini adalah ummat yang besar!
Bangsa ini sebenarnya adalah singa dewasa yang
sebenarnya memiliki kekuatan dahsyat.
Bukan bangsa sekawanan kambing.
Sekali rasa berdaya itu muncul dalam jiwa anak
bangsa ini, maka ia akan menunjukkan pada dunia
bahwa ia adalah singa yang tidak boleh
diremehkan sedikitpun.
Bangsa ini sebenarnya adalah Sriwijaya yang
perkasa menguasai nusantara.
Juga sebenarnya adalah Majapahit yang digjaya
dan adikuasa.
Lebih dari itu bangsa ini, sebenarnya, dan ini tidak
mungkin disangkal, adalah ummat Islam terbesar
di dunia.
Ada dua ratus juta lebih rakyat dinegeri tercinta
Indonesia ini.
Banyak yang tidak menyadari apa makna dari dua
ratus juta jumlah rakyatnya. Banyak yang tidak
sadar. Dianggap biasa saja.
Sama sekali tidak menyadari jati diri
sesungguhnya.
Dua ratus juta rakyat di Indonesia, maknanya
adalah dua ratus juta singa.
Penguasa belantara dunia. Itulah yang
sebenarnya.
Sayangnya, dua ratus juta yang sebenarnya
adalah singa justru bermental kambing dan
berperilaku layaknya kambing. Bukan layaknya
singa.
Lebih memperihatinkan lagi, ada yang sudah
menyadari dirinya sesungguhnya singa tapi
memilih untuk tetap menjadi kambing.
Karena telah terbiasa menjadi kambing maka ia
malu menjadi singa!
Malu untuk maju dan berprestasi!
Yang lebih memprihatinkan lagi, mereka yang
memilih tetap menjadi kambing itu menginginkan
yang lain tetap menjadi kambing.
Mereka ingin tetap jadi kambing sebab merasa
tidak mampu jadi singa dan merasa nyaman jadi
kambing.
Yang menyedihkan, mereka tidak ingin orang lain
jadi singa. Bahkan mereka ingin orang lain jadi
kambing yang lebih bodoh!
Marilah kita hayati diri kita sebagai seekor singa.
Allah telah memberi predikat kepada kita sebagai
ummat terbaik di muka bumi ini.
Marilah kita bermental menjadi ummat terbaik.
Jangan bermental ummat yang terbelakang.
Allah berfirman,
"Kalian adalah sebaik baik ummat yang dilahirkan
untuk manusia, karena kalian menyuruh berbuat
yang makruf, mencegah dari yang mungkar dan
beriman kepada Allah!"

-Ketika Cinta Bertasbih

Senin, 13 Januari 2014

Aku Bukan Indonesia



”Indonesia kembali berduka, konflik sampit yang merupakan konflik antar etnis antara suku Dayak dan warga imigran Madura pada akhirnya berujung kepada kekerasan hingga merugikan banyak masyarakat. Pada 18 feburuari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya  oleh suku Dayak”

            Suara radio membuatku terdiam. Semua rasa menyeruak di dalam hatiku. Langit senja yang selalu menghias sore kini seakan berubah menjadi kelabu. Keheningannya membawaku pada sebuah renungan tentang kondisi negeriku. “Apakah perbedaan di jadikan tembok penghalang untuk sebuah persatuan? Lalu jika seperti itu apalah guna dari semboyan Bhineka Tunggal Ika yang tulisannya terukir dibawah burung garuda? Apa guna dari sumpah pemuda yang dulu dengan lantangnya menyatakan bahwa kita adalah Indonesia. Apakah Indonesia selamanya tidak dapat hidup dalam persatuan? Apakah semua ini hanyalah omongkosong belaka?” semua pertanyaan ini berputar dalam pikiranku.

“ Rahman, ngapain bengong? “ ujar ibuku sambil di tengah lamunanku. Ibuku merupakan harta yang paling berharga setelah kepergian ayahku. Ia seakan pilar bagi kehidupanku.
“ Gapapa bu, Cuma lagi mendengarkan berita tentang perang sampit” jawabku
Ibuku hanya tersenyum mendengarkan penjelasanku.
“ Sini Man, ibu beri tahu”
Aku melangkahkan kakiku kearah ibuku yang sedang asik menyulam di bangku tamu.
“ Kenapa bu?” ujarku sesampainya aku di samping ibuku
“ Kamu tahu kenapa nama kamu Abdurrahman Mandela? “
Sambil menggeleng aku menjawab “ Tidak Bu”
“almarhum ayahmulah yang memberikanmu nama tersebut, diambil dari nama presiden ke empat yaitu Abdurrahman Wahid dan juga presiden Afrika yaitu Nelson Mandela, taukah kamu tentang kehebatan mereka berdua? “ Tanya ibuku
Aku menjawabnya hanya dengan gelengan
“ mereka mempunyai satu kesamaan, mereka tidak menyukai diskriminasi dan mereka sangat menghargai perbedaan. Ayahmu menginginkan kelak kamu dapat seperti mereka. Kamu tidak hanya menghargai perbedaan, namun kamu membawa persatuan untuk mereka yang merasa berbeda, karena sebenarnya kita itu satu, yaitu Indonesia. “ ujar ibuku dengan mata yang berkaca-kaca dibarengi sebuah senyum yang mengambang.
“ Iya bu, aku janji dan aku pasti bisa” sautku dengan semangat seraya memeluknya
                                     ************************************
            Pagi tak selamanya cerah, namun tidak berarti melemahkan semangatku untuk menuntut ilmu. Ku percepat langkah kakiku sebelum butir butir air turun dari langit. Jarak antara rumah dan sekolahku memang cukup jauh, namun semua tak terasa karena pedesaanku  yang masih sejuk, dan juga indahnya pohon sawit yang berjejer rapih yang tiap paginya selalu menemani tiap langkah kakiku tiap pagi. Aku yakin sangatlah banyak keindahan yang terdapat di negeriku ini, di zambrut khatulistiwa.
            Pukul 06.20, aku sampai di SMAN 2 Bangkinang, Kalimantan Tengah, 10 menit sebelum pelajaran dimulai. Aku berjalan kearah kelasku, kelas 11 IPA 2, sesampainya di kelas aku melihat teman-temanku sedang asik membicarakan sesuatu. Aku yang penasaran menghampiri mereka dan bertanya.
“ Hey, seru banget kayanyaknya. Ngomongin apa sih?
“ Ini man, cerita tentang perang suku yang baru baru ini terjadi.” Ujar Rido salah satu temanku
“ ohh masalah itu, tenang aja nanti pas aku udah jadi pejabat, semua akan aku buat bersatu kok “ ujarku yakin
Seketika semua temanku tertawa mendengarkan perkataanku.
“ ngimpi kamu man “ saut rido
“ iya benar, realistis aja dong Man, kita aja raykat pinggiran masih tidak di anggap, kamu lagi pake mimpi jadi presiden, bisa makan saja sudah Alhamdulillah” saut salah satu temanku
Disela sela obrolan tiba tiba “Teeeeng Teeeeng Teeeeeng”
            Bel sekolah berbunyi menandakan pelajaran akan segera di mulai. Pak Budi datang memasuki kelas, guru Pkn yang satu ini memang tidak pernah terlambat untuk masuk kelas. Kini semua siswa disuruh maju kedepan untuk menceritakan apa cita-cita yang akan mereka lakukan untuk Indonesia kelak.
            “Abdurrahman Mandela, maju dan ceritakan cita citamu” ujar Pak Budi
            “Assalamualaikum, saya Rahman dan saya bercita cita untuk menjadi presiden kelak, dan impian saya adalah menyatukan Indonesia di tengah-tengah perbedaan.”
Semua murid seketika tertawa mendengarkan penyataan polosku, dan tidak sedikit yang bahkan menghinanya. Di daslam keadaan gaduh Pak Budi tersenyum kepadaku dan menyuruhku untuk kembali ketempat.

Teeeengg Teeeng Teeeeng
            Bel pulang sekolah terdengar dan saatnya para pelajar untuk pulang. Semua murid berlari sebelum hujan turun, karena saat ini sudah gerimis. Aku yang hari ini tidak bersemangat menjadi enggan untuk pulang dan lebih memilih duduk di bangku taman dengan ditemani gerimis gerimis kecil yang seakan menari di kepalaku.
            Cuaca yang sejuk kembali membawaku kembali ke pagi tadi, ketika seorang temanku berkata bahwa orang pinggiran tidak dapat mengubah apapun untuk negeri ini. Lalu apakah janjiku kemarin pada Ibuku hanyalah sebuah omong kosong yang memang pada realitanya semua itu tidak dapat terjadi?
            Ditengah lamunanku akan semua ini tiba-tiba ada seorang yang menepuk pundakku dari belakang. Dengan reflek aku langsung menengok belakang dan yang kudapatkan adalah sosok Pak Budi yang menepuk pundakku.
“ Eh, belum pulang Pak? Tanyaku basa-basi
“ Iya, ini mau keparkiran, tp pas dijalan malah ngeliat kamu sendirian, apa yang kamu pikirkan? Cita-citamu?” Tanya Pak Budi
“I – iya pak” jawabku ragu-ragu
“ Cita-citamu bagus kok Man, jangan menyerah dengan itu, mungkin memang sulit dan lebih mudah untuk kita menyerah. Namun bapak yakin, jika kita punya tekat yang kuat pasti apapun bisa terjadi. Soekarno pun dulu melakukan hal yang sama untuk memerdekakan Indonesia, tapi beliau mempunyai tekat yang kuat untuk mewujudkan mimpinya.”
Aku hanya dapat mengangguk mendengarkan perkataan Pak Budi
“ Man coba kamu liat pelangi itu.” Perintah Pak Budi sambil menunjuk ke langit
“Iya Pak, kenapa?” sautku
“Pelangi itu berasal dari kumpulan berbagai warna didalamnya, ia indah karena memiliki banyak warna, bukan hanya karena satu warna, dan warna di dalamnya tidak terpisah, melainkan mereka dalam satu kesatuan sehingga menciptakan suatu kindahan dan keindahannya kita sebut dengan sebutan pelangi.
“ Lalu Pak? Apa hubungannya dengan Indonesia?” tanyaku
“ sama halnya dengan Indonesia, kita berasal dari berbagai suku, etnik, agama, budaya dan lain-lain. Masalahnya kita belum bersatu seperti pelangi tersebut sehingga belum terlihat keindahannya. bapak yakin suatu saat akan ada yang dapat menyatukan itu semua, dan Indonesia akan sama dengan pelangi. Berasal dari berbagai macam perbedaan, namun perbedaan itu tidak menghasilkan permusuhan melainkan menjadikan itu seuatu keindahan, dimana keindahannya kelak akan kita sebut dengan sebutan Negara Kesatuan Republik Indonesi NKRI.” Ujar Pak Budi
Aku hanya dapat terpukau mendengarkan perumpamaan tersebut, disaat aku ragu akan jalan yang akan ku tempuh aku kembali disadarkan.
Aku berdiri dan menghela nafa panjang. Sambil menyalimi Pak Budi aku berkata “ Terimakasih Pak. Saya tahu harus melakukan apa, saya janji pada negeri ini”

                                    ***********************************

            Waktu terus berlalu dan semuanya berjalan maju. Kini aku menjadi Mahasiswa di Universitas Gajah Mada, aku mengambil jurusan sosiologi seperti yang dari kecil aku inginkan. Selain sibuk dalam bidang akademik akupun merupakan seorang yang aktif dalam organisasi, aku mengikuti organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa divisi Bela Negara di kampus. Selain itu aku kini hidup merantau, memang aku belajar akan kemandirian, akan tetapi hati ini selalu khawatir akan keadaan ibuku yang kini tinggal sendiri, namun ini adalah salah satu motivasiku agar aku cepat mendapatkan gelar sarjana.

            Waktu menunjukan pukul 14.00, dan aku bersiap-siap untuk mengikuti rapat yang akan membahas program kerja BEM yang akan dijalankan selanjutnya.

“Sian semuanya, kali ini saya akan membahas proker terdekat kita, yaitu peringatan sumpah pemuda padaa tanggal 28 oktober 2003, kita masih mempunyai 5 bulan untuk persiapan, apakah ada dari kalian yang mempunyai ide?” ujar seorang pria bertubuh tinggi bernama Andi yang menduduki jabatan sebagai ketua BEM.
Seketika ruangan dalam kondisi hening, tak ada apapun yang bersuara, semua sibuk berfikir tentang acara apakah yang pantas untuk diselenggarakan hingga akhirnya
“Bagaimana dengan seminar?” ujar sintia memecahkan keheningan
“Itu sudah terlalu biasa, apakah ada yang mempunyai ide lain?” saut Andi dengan santai
Aku menghela nafas panjang dan menyenderkan punggungku pada senderan kursi untuk menenangkan pikiran. Mataku menerawang memangdangi sekitar berharap menddapatkan inspirasi. Ditengah memperhatikan sekitar tanpa sengaja mataku terfokus pada sebuah tulisan dibawah burung garuda yang bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika” dan seketika aku mendapatkan jawaban dari apa yang ku pikirkan.
Aku lekas berdiri dan memberikan sebuah usul
“Bagaimana jika festival kebudayaan?”
“maksudnya?” Tanya seorang rekanku dalam kepengurusan
“iya, jadi kita mengadakan sebuah festival di Monas, kita mengundang seluruh universitas di seluruh Indonesia, dan tiap-tiap dari kampus mereka harus menampilkan sesuatu dari daerahnya, mulai dari makanan, kesenian, baju daerah dan lain-lain. Inti dari acara ini adalah menumbuhkan kembali rasa kebhinekaan kita, walaupun kita bermacam-macam namun kita satu.” Ujarku menerangkan dengan perlahan
Ketua BEM dan para pengurus BPH bereaksi dengan mengganguk sampai akhirnya,
“Siapa yang setuju acara ini tunjuk tangan” ujar sang ketua
Tanpa disangka semua yang ada di dalam ruangan menunjuk tangan termasuk Andi
“Oke, kita jalankan acara ini, dan kamu Rahman, karena ini adalah ide kamu, kamulah yang menjadi ketua panitia” ujar ketua dan akhirnya rapat ditutup.
                                    *******************************

            Pagi diawal bulan Agustus, aku membuka jendela kost ku dan berdiri menatap luar, aku menarik nafas panjang dan berharap bulan ini akan menjadi bulan yang baik untukku. Sudah setengah jalan dari persiapan ku dalam acara festival ini, rasa penat yang mulai terasa dan masalah yang dikit demi sedikit muncul kepermukaan. Aku tak boleh kalah dengan ini, karena dengan ini aku terasa dekat dengan impianku.
“Trriiiinggg triiiinggg triiiing” bunyi telfon menyadarkanku dan ketika ku lihat, aku tak mengetahui nomor siapa ini hingga akhirnya aku angkat.
“hallo, apakah ini Rahman” Tanya seorang wanita di ujung telfon
“iya, dengan siapa ini?” jawabku sopan
“saya dari bidang kemahasiswaan, dan mahasiswa yang bernama Rahman di harapkan untuk bertemu dengan rector nanti siang pukul 14.00”
“maaf saya di panggil karna apa ya mba?” tanyaku penasaran
“maaf mas, saya juga kurang tahu” jawabnya dengan lembut dan percakapanpun selesai
            Kini yang ada di otaku hanya dibumbui dengan satu kata, yaitu “apa”, apa yang akan terjadi, apa masalahku, apa yang akan dikatakan oleh rektor, dan semua pertanyaan itu menjadi misteri hingga waktu menunjukkan jam 12 yang artinya aku harus pergi ke kampus agar tidak terlambat untuk bertemu rektor.
            Waktu menujukkan pukul 14.00 dan aku tepat berada di pintu ruang rektor, jantungku seakan mau copot karena semua ini, padahal aku belum mengetahui apa yang akan di bicarakan rektor, tapi rasa gelisah telah membawaku ke puncak ketakutan. Aku mau tak mau harus meberanikan diri, dank u mencoba mengetuk pintunya. Ditekukkan yang ke3 akhirnya terdengar suara
“silahkan masuk” ujar seorang laki-laki di baling pintu
Aku menggenggam gagang pintu dan dengan perlahan membuka pintu hingga akhirnya aku berada di dalam ruangan rektor dan aku melihat seorang laki laki tak berambut dan memiliki tanda pengenal seperti pin di dadanya dengan nama Hartono
“permisi pak, saya rahman fakultas sosiologi, tadi pagi saya mendapatkan telfon dari kemahasiswaan katanya aku di panggil untuk menemui rektor, sebelumnya ada apa ya pak?” ujarku dengan nada sehalus dan sesopan mungkin.
“ohh iyaa rahman, kamu lihat ini, ada surat untuk kamu” jawab pria berkepala botak sembari memberikan sepucuk surat.

Aku melihat isi surat dan dilamnya, aku melihat kepala surat bergambarkan logo dari Universitas Harvard, aku mencoba menterjemahkan kata demi kata dan aku mendapatkan kesimpulan bahwa aku mendapatkan beasiswa untuk berkuliah dan bekerja disana Karena prestasiku di kampus.

“i-ini surat beasiswa pak?” tanyaku bingung

“iya, sekarang keputusan ada di kamu, mau di ambil ataupun tidak semua tergantung kamu, seminggu lagi bapak tunggu jawabannya” ujar pak rektor

                                    **************************************

            Jam wekker membangunkanku dari  lelapnya tidur. Sudah dua hari setelah aku mendapatkan surat dan hingga kini aku belum mendapatkan jawaban antara iya ataupun tidak. Aku mencoba menutupi masalah ini agar acaraku tidak terbengkalai, pikiranku mengawang tentang semua ini, dan aku berharap menemukan titik akhir.

            Waktu menunjukkan pukul 06.00 dan aku sudah saatnya untuk pergi ke kampus karena pada jam pertama ada mata kuliah sosiologi.

“anak-anak buka bab tentang suku, coba kalian baca dan pelajari.” Ujar pak widodo dosen sosiologi

aku membuka bab tersebut, mencoba mengartikan setiap kata-katanya, dan aku sampai pada halaman yang berisi gambar kepulauan Indonesia, dengan penjelasan bahwa Jumlah pulau di Indonesia17.504. Jumlah suku bangsa: 1.340. Jumlah bahasa: 546. Betapa kayanya Negara ini dengan segala hal yang ada di dalamnya. Ditengah tengah membaca tentang berbagai suku di negeri ini, aku kembali teringat oleh perkataan pak budi tentang Indonesia dulu.

            Tanpa terasa waktu berlalu dan sudah saatnya untuk pulang, aku pulang dengan berjalan kaki karena sekalian ingin menenangkan diri. Di perjalanan aku melihat masyarakat yang saling bahu membahu membuat masjid, terlihat bagaimana rasa kebersamaan mereka. Budaya gotong royong yang memang sudah menjadi cirri khas dari penduduk Indonesia, aku berharap budaya itu terus ada dan akan ku ajarkan tentang gotong royong kepada anak cucuku kelak.

            Kini sudah lima hari setelah hari dimana aku mendapatkan surat, akupun belum mendapatkan jawabannya dan akupun dalam keadaan under pressure karena acaraku yang yang terbengkalai. Pandanganku kosong dan semangatpun tak ada lagi dalam diriku, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, di dalam lamunanku aku melihat sosok ibuku yang tersenyum, aku kembali di saat ibuku menceritakan mengapa aku diberi nama Abdurrahman Mandela, almarhum ayahku menginginkanku untuk menjadi tokoh yang mempersatukan Indonesia. “Apakah ini semua jawaban?” tanyaku dalam hati. Aku melihat jam menunjukkan masih jam 3 sore. Aku bergegas pergi ke kampus untuk mengakatan kepada Bapak rektor bahwa aku tidak mau pergi kemanapun, aku tetap mau di Indonesia”

            15.00 WIB

Aku kembali berada di depan pintu ruangkan rektor, belum sempat ku membuka pintu tiba tiba pintu pun terbuka dan pak hartono keluar.

“eh rahman, ada apa nak?” Tanya pak hartono

“ pak, maaf sebelumnya namun saya menolak untuk kuliah di luar negeri” ujarku sopan

“ memang kenapa? “

“ saya lebih mencintai negeri ini lebih dari apapun, dan lagi pula saya masih memiliki hutang untuk mempersatukan negeri ini” ujarku bersemangat

Mendengar ucapanku, pak hartono hanya tersenyum dan mengatakan.

“lanjutkan perjuanganmu nak.”

“Baik pak” ujarku bersemangat

Satu masalah sudah selesai dan masalahku kini tinggal satu, yaitu acaraku. Aku hanya memiliki waktu 3 bulan kurang. Aku mengumpulkan semua panitia dan mencoba menyelesaikan masalahnya satu persatu hingga akhirnya aku menemukan jawaban kenapa kinerjanya kurang adalah dari tiap panitia tidak mempunyai rasa persatuan dalam menjalani acara ini.

“oke saya berkesimpulan bahwa kita belum satu visi dalam acara ini, Indonesia sejatinya memiliki masyarakat yang berjiwa gotongroyong demi terciptanya satu tujuan, dan saya berharap itu semua dapat kalian tekankan dalam diri kalian, mari kita satukan visi kita bersama, yaitu menyatukan Indonesia dalam perdamaian tanpa perpecahan” ujarku dengan lantang di hadapan para panitia.

                                    **********************************

            Waktu berlalu dan terus berlalu hari berganti minggu dan minggu berganti bulan. Terlihat signifikan perubahan yang di alami dari setiap panitia setelah mendengarkan omonganku. Hanya menghitung hari dan acaraku akan segera terlaksana, akupun menyambutnya dengan euphoria yang sangat tinggi. Rasa bahagia ini benar-benar membuatku serasa dekat dengan impianku.

            28 oktober 2003

“ mari kita dengarkan sambutan dari ketua panitia, kepada Abdurrahman Mandela di persilahkan” ujar mc memberikanku kesempatan untuk sambutan

 assalamualaikum wr.wb

saya akan membuka sambutan saya dengan sebuah perkataan dari sang proklamator kita, “Berikan aku 10 orang pemuda dan akan ku gancangkan dunia” ayoo pemuda pemudi Indonesia kita guncang Bumi ini, kita guncang dengan segala macam yang kita puya. Ingat di tangan kitalah nantinya Indonesia, baik atau buruk, maju atau tidak, semua tergantung kepada kita. Mari kita bangunkan lagi persatuan di antara kita, persatuan tanpa perpecahan.

Pelangi terlihat indah dengan warnanya yang bermacam macam dan membentuk satu keasatuan dan kita sebut keindahannya dengan sebutan pelangi, mari kita lakukan hal yang sama untuk Indonesia. Indonesia berasal dari suku ras, etnik, agama dan budaya yang berbeda, dan kitalah sebagai wwarga Indonesia yang harus menyatukannya, membuatnya indah dan menyebut keindahannya dengan sebutan Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI.

Pesan terakhir yang akan saya sampaikan, ada baiknya kita berhenti menggunakan kata kata aku Indonesia, ada baiknya kita menggantinya dengan sebutan aku bukan Indonesia. Aku hanya seorang manusia yang tanpa sengaja lahir di bumi ibu pertiwiku ini, aku di lahirkan di tengah tengah suku budaya ras agama yang berbeda, namun aku di lahirkan tanpa perbedaan. Aku mencintai negeri ini dengan sangat, dan aku enggan meninggalkan surgaku ini, zambrut katulistiwa. Namun sekali lagi aku bukan Indonesia, tapi kita, kita Indonesia

 

                                                TAMAT