Minggu, 23 Maret 2014

Damn!!!

Kepada Cinta
Aku benci kepadamu. Aku benci dengan semua perasaan yang menjalar dan melumpuhkan logikaku ini. Aku benci harus senang karena merasakan cinta. Selalu berharap-harap cemas karena rasa ini. Membuang buang waktu untuk memikirkanmu setiap saat. Bahkan tak dapat di pungkiri, aku pun berubah menjadi bukan diriku hanya agar kamu mau dekat denganku. Tahukah kamu di otakku yang teringat hanyalah percakapan kita di line? Selaluku bolak-balik membuka line dan berharap kamu membalas chatku. Namun aku benci ketika melihat notice darimu di line. Ketika kamu datang aku akan tersenyum dan tidur tengkurap dengan bantal dibawah dagu dan memikirkan topik apa yang akan ku bahas agar percakapan ini tak berhenti. Aku harus menulis panjang lebar namun menghapus semuanya lagi. Tak luput aku harus mencari kata-kata yang bagus di google. Seakan semuanya sangatlah penting. Aku harus terlihat sempurna atau aku akan kehilanganmu. Aku bukanlah kuda nil yang hanya dengan buang air besar atau buang air kecil dapat mendapatkan perhatian kamu. Hanya dengan percakapan sederhana dan kado-kado kecil yang dapat ku berikan. Namun semua pasti ada resiko, ya kalau ngga senang ya jijik. Aku benci berada di posisi ini. Namun aku harus bagaimana? Ini bukanlah masalah negosiasi. Aku merasa rasa ini seperti kutukan. Aku hanya dapat memperhatikanmu dalam kejauhan, melihat gerak gerikmu dan berharap semoga kamu sedang tidak sedih. Hanya lewat line aku merasa dekat denganmu, tapi apakah respon-respon yang kamu berikan di line itu apakah hanya sebuah respon biasa? ataukah lebih? Sekali lagi akupun hanya bisa menebak nebak, akupun sampai insomnia karena hanya menebak ini. Aku buka chat dan kembali melihat percakapan sebelumnya dan tersenyum seperti orang gila. Sekali lagi, aku benci terus seperti ini. Memikirkanmu dan selalu selalu selalu memikirkanmu. Aku benci dengan ketidak berdayaan otakku terhadap hati ini. Aku benci jatuh cinta kepadamu, namun aku lebih benci dengan diriku yang tidak dapat mengatakannya kepadamu. Bukan karena aku takut ditolak, namun aku takut dengan jarak yang akan terjadi setelah ini. Aku takut kedekatan kita akan hancur hanya karena masalah ini. Aku benci jatuh cinta kepadamu, aku benci kepada diriku yang seperti ini, dan aku benci dengan kesendirian.

0 komentar:

Posting Komentar