Bismillahirrohmanirrohim,
alhamdulillahirobbil ‘alamin washolatu wassalamu alla asrofil ambiyai mursalin
wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Ama bagd.
Tulisan ini saya buat sebagai bentuk meluruskan sebuah
opini yang mengatakan Islam berlaku kejam kepada istri. Menurut saya ini
merupakan opini yang sangat membahayakan. Sangatlah picik mengatakan kalau Islam
membolehkan berperilaku kejam kepada istri sedangkan ia belum mengatahui
bagaimana sebenarnya yang di anjurkan dalam islam. Bahkan dalam sebuah hadist
Nabi dijelaskan “sebaik-baik kalian
(adalah) yang sikapnya paling baik terhadap perempuan-perempuan mereka
(sendiri).” (HR. Tirmizi) tak hanya itu Imam Bukhari meriwayatkan hadis hasan dari Abu Hurairah r.a bahwa
Rasulullah Saw. Bersabda “mukmin yang
paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baiknya
kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya”
Dalam mengeluarkan opininya, oknum-oknum tersebut
menggunakan ayat Al’Qur’an adalah Surat An-Nisaa: 34. “Kaum laki-laki itu
adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian
mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka
(laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita
yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar.” Karena ada kata-kata pukullah maka mereka menganggap
bersikap kejam kepada istri dianjurkan dalam islam.
Pada kenyataannya tidaklah begitu, istri yang boleh
dipukul adalah ia yang terdapat sikap nusyuz
atau lebih umumnya adalah pelanggaran istri terhadap perintah dan
larangan suami secara mutlak yang dapat menghancurkan rumah tangga. Namun tak
langsung ketika istri berbuat nusyuz langsung
main pukul. Seperti yang diterangkan dalam surat tersebut. Pertama haruslah di
nasehati secara baik-baik seperti sabda Nabi Muhammad Saw “berpesanlah kepada perempuan dengan kebaikan” ketika seorang istri
terdapat indikasi nusyuz hendaklah
dinasehati dengan kata-kata baik dan lembut. Jika dinasehati tidak berpengaruh
maka cara kedua, pisah ranjang untuk beberapa saat dengan tujuan agar sang
istri dapat mengintropeksi diri dalam kesendiriannya. Ketika kedua cara
sebelumnya tidaklah berhasil membawa istri ke jalan yang benar maka cara ketiga,
ialah pukul istri yang berbuat nusyuz, namun
dalam memukul Islam memiliki aturan. Yaitu haruslah sudah menasehati dan pisah
ranjang namun sang istri tetap tidak mau kembali ke syariat Islam yaitu
menuruti suami, lalu tidak memukul wajah, dan tidak boleh memukul dengan
pukulan yang menimbulkan bekas atau membahayakan isterinya yaitu pukullah dengan
pukulan yang tidak menyakitkan seperti
sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim “Dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai.” Lalu tidak
dibolehkan untuk membencinya seperti dalam sabda Nabi Muhammad Saw. Yang diriwayatkan
Imam Muslim “Laki-laki mukmin tidak boleh
membenci perempuan mukminah. Jika ada sikap tertentu yang ia tidak suka, masih
ada sikap lain yang ia suka”
Bukanlah lebih
baik memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan daripada berakibat hancurnya
rumah tangga? Cara ini jauh lebih baik dari pada di zaman sebelum datangnya Islam.
Dimana pada zaman yunani kuno perempuan hanya dipandang sebagai alat
penerus generasi dan semacam pembantu rumah tangga serta pelepas nafsu seksual
lelaki. Bahkan kaum lelaki saat itu mempercayai bahwa perempuan merupakan
sumber penyakit dan bencana, serta penjual belian wanita sangatlah banyak saat
sebelum Islam datang. Apakah masa itu yang kalian inginkan? Atau femenisme yang
berupa kesetaraan gender? Mengapa setara sedangkan posisi wanita sangatlah
disanjung dalam Islam? Kedudukan wanita tiga kali diatas pria. Hadis riwayat
Abu Hurairah ra., ia berkata: Seseorang datang menghadap Rasulullah saw.
dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan
baik? Rasulullah saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa?
Rasulullah Saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa?
Rasulullah Saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa?
Rasulullah Saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. Apa yang mau disetarakan
sementara kalian jauh lebih hebat? Bahkan surga ada dibawah telapak kakimu kelak.
Sekian yag dapat saya sampaikan, saya mohon maaf jika
terdapat kesalahan di dalamnya. Semoga tulisan ini dapat membantu bagi kalian
yang belum mengetahui.
0 komentar:
Posting Komentar