Minggu, 07 Januari 2018

Tidak Membela Agamaku

Perkara perkataan yang menjadi kehancuran kehidupan. Tak heran, manusia sekarang hanya berpikir untuk mewujudkan perkataan. Bukan berpikir sebelum berkata. Alih-alih menjadi damai, semuanya malah nampak keruh. Tulisan ini ku buat bagi mereka yang kerap menyebarkan kebencian baik di perkataan ataupun di tulisan. Baik secara langsung ataupun sosial media seperti youtube, instagram dan lain-lain.

Tulisan ini ku buat untuk mengajak semuanya, stop mengumbar kebencian. Mempertahankan perkara agama dengan omongan-omongan kasar yang bertujuan membela agama. Bukankah meletakkan kebenaran juga harus di tempatnya? Bagimana ketika dulu dalam perang, sholat dilakukan tepat pada waktunya karena tujuan dari perang tersebut adalah untuk menegakkan sholat. Mereka memperjuangkan kebenaran dengan tidak meninggalkan kebenaran itu sendiri. Lalu apa bisa kita mengumpat untuk menunjukkan kebesaran agamamu? Ku rasa tidak seperti itu. Bagaimana mungkin cahaya Islam dapat mucul dari orang yang berteriak bangsat, kafir dan sebagainya? Tidak ada kebencian dari sebuah jihad. Tujuan dari jihad dahulunya adalah untuk menjaga keharmonisan. Bukan dengan memperkeruh yang sudah keruh.

Tidak hanya hal tersebut, kita juga dibuat terhibur dengan comedian-comedian yang seenaknya memainkan agama sebagai bahan lelucon. Apakah sudah kehabisan materi sampai-sampai masalah agama juga harus dibawa? Jika kami sebagai pengangut agama dirasa tidak bisa menunjukkan kebaikkan agama kami, ku mohon jadikan kami saja sebagai bahan, jangan agama kami. Selama ini kami hidup dan bernafas bahwa agama kami adalah tentang kedamaian. Jangan kembali membuat kami merasa tersakiti setelah kemarin keyakinan kami sempat di anggap sebagai pembodohan. Toh masih banyak materi yang bisa di jadikan bahan candaan, salah satunya dirimu sendiri yang bahkan tidak memiliki pengetahuan bahkan tentang pertanyaan: “mengapa kotoran kambing, kerbau dan kuda berbeda padahal mereka semua memakan rumput?” Jujur saja, kita semua bodoh. Tidaklah lebih bodoh lagi ketika seseorang yang pengetahuannya hanya seperti setetes air, dan tetesan air itu mencoba untuk memperolok samudra?

Dalam tulisan ini aku tidak sedang membela agamaku apalagi membela Allah. Lagi pula, bagaimana bisa? Toh selama ini aku adalah seseorang yang kerap di bela oleh Agama dan Allah. Ku rasa akan menjadi kesombongan bagiku jika aku mengatakan aku membelaNya.

Dalam tulisan ini, aku hanya ingin melindungi adik-adikku. Aku tidak ingin pemikiran mereka terjebak dengan pemahaman kalian. Aku tidak ingin mereka mengikuti jejak para public figure yang sebenarnya tidaklah patut untuk dijadikan panutan. Bagaimana mungkin aku akan membiarkan mereka untuk menghalalkan sebuah keharaman dengan alasan demi menunjukkan sebuah kebenaran. Bagaimana bisa aku biarkan mereka untuk membuat bahan lawakan dengan ajaran hidup yang akan menolong mereka menjadi kehidupan?

Untuk adik-adikku maafkan kakakmu, kami masih sering berseteru sampai lupa untuk mendidikmu. Doakan kakakmu untuk segera lepas dari jeratan ego yang mengikatnya, agar nantinya dapat bermain kembali dengan adik-adik lucunya.




0 komentar:

Posting Komentar