Perkara perkataan yang menjadi
kehancuran kehidupan. Tak heran, manusia sekarang hanya berpikir untuk
mewujudkan perkataan. Bukan berpikir sebelum berkata. Alih-alih menjadi damai, semuanya
malah nampak keruh. Tulisan ini ku buat bagi mereka yang kerap menyebarkan
kebencian baik di perkataan ataupun di tulisan. Baik secara langsung ataupun
sosial media seperti youtube, instagram dan lain-lain.
Tulisan ini ku buat untuk
mengajak semuanya, stop mengumbar kebencian. Mempertahankan perkara agama
dengan omongan-omongan kasar yang bertujuan membela agama. Bukankah meletakkan
kebenaran juga harus di tempatnya? Bagimana ketika dulu dalam perang, sholat
dilakukan tepat pada waktunya karena tujuan dari perang tersebut adalah untuk
menegakkan sholat. Mereka memperjuangkan kebenaran dengan tidak meninggalkan
kebenaran itu sendiri. Lalu apa bisa kita mengumpat untuk menunjukkan kebesaran
agamamu? Ku rasa tidak seperti itu. Bagaimana mungkin cahaya Islam dapat mucul dari
orang yang berteriak bangsat, kafir dan sebagainya? Tidak ada kebencian dari
sebuah jihad. Tujuan dari jihad dahulunya adalah untuk menjaga keharmonisan. Bukan
dengan memperkeruh yang sudah keruh.
Tidak hanya hal tersebut, kita
juga dibuat terhibur dengan comedian-comedian yang seenaknya memainkan agama
sebagai bahan lelucon. Apakah sudah kehabisan materi sampai-sampai masalah
agama juga harus dibawa? Jika kami sebagai pengangut agama dirasa tidak bisa
menunjukkan kebaikkan agama kami, ku mohon jadikan kami saja sebagai bahan,
jangan agama kami. Selama ini kami hidup dan bernafas bahwa agama kami adalah
tentang kedamaian. Jangan kembali membuat kami merasa tersakiti setelah kemarin
keyakinan kami sempat di anggap sebagai pembodohan. Toh masih banyak materi
yang bisa di jadikan bahan candaan, salah satunya dirimu sendiri yang bahkan
tidak memiliki pengetahuan bahkan tentang pertanyaan: “mengapa kotoran kambing,
kerbau dan kuda berbeda padahal mereka semua memakan rumput?” Jujur saja, kita
semua bodoh. Tidaklah lebih bodoh lagi ketika seseorang yang pengetahuannya
hanya seperti setetes air, dan tetesan air itu mencoba untuk memperolok
samudra?
Dalam tulisan ini aku tidak
sedang membela agamaku apalagi membela Allah. Lagi pula, bagaimana bisa? Toh selama
ini aku adalah seseorang yang kerap di bela oleh Agama dan Allah. Ku rasa akan
menjadi kesombongan bagiku jika aku mengatakan aku membelaNya.
Dalam tulisan ini, aku hanya
ingin melindungi adik-adikku. Aku tidak ingin pemikiran mereka terjebak dengan
pemahaman kalian. Aku tidak ingin mereka mengikuti jejak para public figure
yang sebenarnya tidaklah patut untuk dijadikan panutan. Bagaimana mungkin aku
akan membiarkan mereka untuk menghalalkan sebuah keharaman dengan alasan demi
menunjukkan sebuah kebenaran. Bagaimana bisa aku biarkan mereka untuk membuat
bahan lawakan dengan ajaran hidup yang akan menolong mereka menjadi kehidupan?
Untuk adik-adikku maafkan kakakmu,
kami masih sering berseteru sampai lupa untuk mendidikmu. Doakan kakakmu untuk
segera lepas dari jeratan ego yang mengikatnya, agar nantinya dapat bermain
kembali dengan adik-adik lucunya.
0 komentar:
Posting Komentar