Minggu, 22 Januari 2017

Surat Untuk Calon Pemimpin DKI


Kepada calon pemimpin DKI Jakarta, bagaimana kampanyenya? Sudahkah saling menjatuhkan satu sama lain? Sudahkah menggunakan segala pencitraan untuk mengambil hati rakyat? Sudahkah menggunakan etnis, ras, agama dan sebagainya untuk mendapatkan dukungan? Atau menggunakan hal tersebut untuk menjatuhkan lawan kalian? Saya melihat didebat pilgub kalian, kalian tak enggan menyindir satu sama lain. Saya khawatir dengan Jakarta nantinya Jakarta sebagai tanah kelahiran saya hanya menjadi kota yang dihuni masyarakat tukang sindir karena mencontoh pemimpinnya kelak. Seperti yang sedang saya lakukan sekarang, saya mengakui bahwa saya telah berhasil menjadi tukang sindir.


Kepada calon pemimpin DKI sekalian, bolehkah saya mengutarakan isi hati saya? Sungguh saya hanyalah pemuda dengan IPK pas-pasan yang mencintai Jakarta, terlebih lagi Indonesia. Hal yang ingin saya sampaikan kini hanyalah. Bapak, saya merindukan pemimpin yang sesungguhnya. Saya merindukan pemimpin seperti Bpk. Proklamator, Ir.Soekarno. Saya rindu dengan pemimpin yang tegas, tegas membela negaranya. Bukan mereka yang menindas rakyatnya sendiri. Saya merindukan pemimpin yang tak perlu pencitraan baik untuk mendapatkan simpati, melainkan memang kebaikannya yang membawa simpati. Saya rindu dengan pemimpin yang mendengarkan rakyat daripada mendengarkan kepentingannya, kepentinggan bapaknya, partainya atau bahkan roshchild. Saya rindu dengan pemimpin yang berorasi untuk membangun kebaikan, bukan pemimpin yang memasuki tempat ibadah, lalu berorasi seakan membawa pesan kebaikan. Kebaikan untuk siapa? Dirinya? Partainya? Sudahlah. Saya rindu dengan pemimpin yang pemberani, berani kepada bangsa asing demi rakyat, bukan berani kepada rakyat demi kepentingan bangsa asing Terlebih lagi, saya merindukan pemimpin yang mencintai rakyatnya. Pemimpin yang tak rela rakyatnya dihina oleh negara tetangga, pemimpin yang tak sanggup mendengar rintihan kelaparan rakyatnya. Pemimpin yang dapat menyatukan perbedaan, memberi pengertian kepada warganya kalau kita INDONESIA. Bukan pemimpin yang membuat kotanya perang dengan sesamanya. Sesama Indonesia. Apakah kalian merindukannya juga Bapak-bapak calon Gubernur?


Kepada calon pemimpin DKI, saya meminta maaf jika tulisan ini membuat kalian tidak berkenan. Saya hanya seorang pemuda yang merindukan sosok pemimpin seperti Soekarno. Berharap menemukan sosok Soekarno lagi dijaman sekarang. Seorang pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyatnya, bukan dengan drama, isu, pencitraan, buzzer atau dengan media. Pemimpin yang dicintai, karena dirinya mencintai.

0 komentar:

Posting Komentar