Kepada
calon pemimpin DKI Jakarta, bagaimana kampanyenya? Sudahkah saling menjatuhkan
satu sama lain? Sudahkah menggunakan segala pencitraan untuk mengambil hati
rakyat? Sudahkah menggunakan etnis, ras, agama dan sebagainya untuk mendapatkan
dukungan? Atau menggunakan hal tersebut untuk menjatuhkan lawan kalian? Saya
melihat didebat pilgub kalian, kalian tak enggan menyindir satu sama lain. Saya
khawatir dengan Jakarta nantinya Jakarta sebagai tanah kelahiran saya hanya
menjadi kota yang dihuni masyarakat tukang sindir karena mencontoh pemimpinnya
kelak. Seperti yang sedang saya lakukan sekarang, saya mengakui bahwa saya
telah berhasil menjadi tukang sindir.
Kepada
calon pemimpin DKI sekalian, bolehkah saya mengutarakan isi hati saya? Sungguh saya
hanyalah pemuda dengan IPK pas-pasan yang mencintai Jakarta, terlebih lagi
Indonesia. Hal yang ingin saya sampaikan kini hanyalah. Bapak, saya merindukan
pemimpin yang sesungguhnya. Saya merindukan pemimpin seperti Bpk. Proklamator, Ir.Soekarno.
Saya rindu dengan pemimpin yang tegas, tegas membela negaranya. Bukan mereka
yang menindas rakyatnya sendiri. Saya merindukan pemimpin yang tak perlu
pencitraan baik untuk mendapatkan simpati, melainkan memang kebaikannya yang
membawa simpati. Saya rindu dengan pemimpin yang mendengarkan rakyat daripada
mendengarkan kepentingannya, kepentinggan bapaknya, partainya atau bahkan roshchild.
Saya rindu dengan pemimpin yang berorasi untuk membangun kebaikan, bukan
pemimpin yang memasuki tempat ibadah, lalu berorasi seakan membawa pesan
kebaikan. Kebaikan untuk siapa? Dirinya? Partainya? Sudahlah. Saya rindu dengan
pemimpin yang pemberani, berani kepada bangsa asing demi rakyat, bukan berani
kepada rakyat demi kepentingan bangsa asing Terlebih lagi, saya merindukan
pemimpin yang mencintai rakyatnya. Pemimpin yang tak rela rakyatnya dihina oleh
negara tetangga, pemimpin yang tak sanggup mendengar rintihan kelaparan
rakyatnya. Pemimpin yang dapat menyatukan perbedaan, memberi pengertian kepada
warganya kalau kita INDONESIA. Bukan pemimpin yang membuat kotanya perang
dengan sesamanya. Sesama Indonesia. Apakah kalian merindukannya juga
Bapak-bapak calon Gubernur?
Kepada
calon pemimpin DKI, saya meminta maaf jika tulisan ini membuat kalian tidak
berkenan. Saya hanya seorang pemuda yang merindukan sosok pemimpin seperti
Soekarno. Berharap menemukan sosok Soekarno lagi dijaman sekarang. Seorang
pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyatnya, bukan dengan drama, isu,
pencitraan, buzzer atau dengan media. Pemimpin yang dicintai, karena dirinya
mencintai.
