Senin, 06 Februari 2017

Indonesia Berduka


Malam ini saya menulis dengan hati yang runtuh. Hati yang tengah berduka melihat Negaraku yang kian memburuk karena asing-asing yang tengah menggerogoti negara ini. Politik pecah belah dipakainya, taktik lama yang masih ampuh sampai sekarang. Berbagai kasus seakan dibuat viral. Masyarakat dibuat semakin sensitive hingga lupa dengan siapa musuh sebenarnya. Siapa yang harus dilawan dan dengan apa kita dapat kuat. Kasus penistaan agama yang kini bahkan membuat konflik antar umat terus berjalan. Sesama muslim saling mengkafirkan, sesama Indonesia saling menggumpat, sesama manusia semakin hilang rasa kemanusiaan. Mereka yang melakukan perjuangan menyalahkan mereka yang memilih bersabar. Mereka yang berdiam seolah sabar menyalahkan mereka yang tidak bisa bersikap tenang. Manusia-manusia yang merasa intelektual hanya mengatakan ini sebagai kepentingan politik hingga mengatakan bodoh orang yang melakukan pergerakan. Mereka yang merasa benar malah menjadikan ini sebagai bahan lelucon. Mereka yang berbeda ras, etnis, agama, ideologi sekarang menjadikan itu sebagai bahan perpecahan. Lalu, mereka yang ingin merebut kekuasaan tertawa, menatap betapa mudahnya manusia Indonesia untuk dipecahkan. Betapa rapuhnya Indonesia untuk dihancurkan dari dalam.
Malam ini saya menulis dengan jiwa yang terkoyak. Merah putih sebagai rumah yang selalu ku banggakan sedang diobrak abrik dengan mereka, sisi gelap dunia. Tak peduli siapapun yang harus dihancurkan, dan target yang pilih kini ialah Indonesia. Rumahku. Dimana manusianya kini telah hilang jiwa pancasilanya. Entah apa yang kalian anut, apapun itu kita tetap bagian dari Indonesia, kita tetap Pancasila.  Kita tetap manusia yang seharusnya memperlakukan manusia sebagaimana ingin di perlakukan. Kita tetap saudara, walaupun bukan dalam agama, ras, budaya, kita tetaplah saudara dalam kemanusiaan. Kenapa kita terpecah kini? Kenapa kita menyatakan perang kepada saudara kita? Bukankah sesuatu yang salah harusnya dibenarkan? Lalu mengapa kita malah saling memusuhi? Sadar kawan, ini lah yang diharapkan mereka. Inilah yang diharapkan untuk menghancurkan bangsamu dari dalam kawan. Sadarlah.
Malam ini saya menulis dengan satu buah harapan kepada kalian yang mungkin membaca. Kawan, saya meridnukan Indonesia yang selalu diceritakan kakek ku. Aku merindukan Indonesia yang masyarakatnya bahu membahu membangun rumah ibadah bersama, saling toleransi dan menghormati agama lain. Bukan malah menistakan.  Aku membayangkan tiap manusia menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya hingga menjadi manusia Indonesia yang tersenyum sesuai sila pertama. Aku membayangkan para pihak penguasa dan tiap masyarakat dapat saling memanusiakan manusia dengan cara yang beradap hingga menjadi manusia Indonesia yang tersenyum sesuai sila kedua. Aku membayangkan tiap warga Indonesia, tiap suku ras agama budaya menciptakan pelangi yang keindahannya bernama NKRI hingga menjadikan manusia Indonesia yang tersenyum, sesuai dengan sila ketiga. Aku membayangkan kepada pemimpin bangsa, stop pencitraan, stop media darling, stop memikirkan kekuasaan. Masyarakat hanya membutuhkan pemimpin yang mencintai, dan sang pemimpin pun akan dicintai, hingga menjadi manusia Indonesia yang tersenyum sesuai sila keempat. Aku membayangkan semua dari masyarakat Indonesia untuk bersikap adil, bukan sama rata namun sesuai dengan porsinya, itulah keadilan sehingga menjadi manusia Indonesia yang tersenyum sesuai sila kelima. Hingga akhirnya menciptakan INDONESIA yang tersenyum.
Sekali lagi, untuk saudaraku di Indonesia. Masalah kita kini melawan mereka yang tengah berupaya menguasai negeri ini, mereka yang tengah menjalankan plannya. Mengumbar pernyataan kontroversial > menyulut kaum mayoritas > membuat tandingan melawan kaum mayoritas > membuat kaum minoritas merasa tak adil > membuat pihak yang merasa intelektual muak dengan permasalahan > dan ketika sesama saudara saling membunuh, rumahpun akan diambil. Dan sebelum itu terjadi, sebaiknya kita ingat lagi apa yang dikatakan Ir. Soekarno pada saat dikudeta oleh sahabatnya “Tahu kamu kalau aku ngomong blak-blakan. Aku yakin akan terjadi perang saudara. Kalau perang dengan bangsa lain, kita bisa membedakan fisiknya. Tapi dengan bangsa sendiri, itu sangat sulit. Lebih baik aku robek diriku sendiri, aku yang mati daripada rakyatku yang perang. Aku tidak sudi minta suaka ke negeri orang”
 
Hidupkan lagi Indonesia.
#SatuIndonesia
#Indonesiasatu